Kebun Kayu

Ketika menyebutkan kebun, maka pikiran kita mau tidak mau terarah pada sebidang kecil tanah, yang ditanami berbagai tanaman hortikultura atau tanaman buah. Agak sulit kita membayangkan sebuah kebun adalah kebun kayu. Karena pikiran pasti juga akan mengarah kalau kebun ditumbuhi kayu, maka itu kebun tak terurus.

Padahal, sesungguhnya masyarakat kita terbiasa membangun kebun kayu keluarga. Namun memang produk yang dipanen adalah buka kayu. Salah satu contohnya kebun karet. Di Sumatera, masyarakat terbiasa membudidayakan dan memproduksi kayu manis, yang hasil utama adalah kulit kayu manis, yang memang bernilai ekonomi tinggi. Akhir akhir ini, kayu limbah hasil panen kulit kayu manis mulai dilirik dan memiliki nilai ekonomi yang lumayan tinggi.

hasil panen tuk anak

Grafik diatas, saya temukan disalah satu situs yang mempromosikan investasi kebun kayu komersil. Cukup mengiurkan dan menjanjikan. Pertanyaanya kenapa kebun kayu belum cukup populer. diminati masyarakat luas. Apakah karena keterbatasan lahan, waktu panen yang lama atau ada faktor  lain. Apakah pemberantasan illegal logging beberap waktu lalu menyebabkan luka yang sangat sulit di sembuhkan. Atau resiko kegagalannya yang tinggi. Mudah terbakar, tidak laku, serangan hama atau ada ancaman lain.

Dengan contoh proyeksi hasil kebun kayu keluarga diatas, sepertiya tidak terlalu buruk untuk membudidayakan kayu. Setidaknya, dengan masih tinggi kebutuhan industri kayu pertukangan dan mebel, maka peluang pasar pastilah masih terbuka. Diperkuat dengan keunggulan Indonesia yang selalu di sinari matahari, kebun kayu keluarga Indonesia pastilah lebih cepat tumbuh, yang artinya keuntngan pasti lebih cepat diperoleh, dibanding negara lain. Yang berada di iklim sub tropis, ataupun dingin.

Tinggalkan komentar